“Harta Yang Paling Berharga”

PANDU sangat mencintai Madrim. Ketika istrinya itu hamil, ia “ngidham” meminta kepada suaminya untuk bisa naik lembu Andini. Lembu Andini itu adalah tunggangan Batara Guru, rajanya para dewa.

Permintaan tersebut terlalu berani. Hal ini dianggap pelecehan bagi para dewa. “Ing atase” seorang manusia ingin naik lembu milik dewata. Karena cintanya kepada Madrim, Pandu meminta ijin ke Kahyangan untuk meminjam lembu Andini. Batara Guru murka.

“Pukulun, sebagai suami dan raja maharaja, saya harus bisa memenuhi permintaan istri saya. Dia adalah segala-galanya bagi saya. Apa pun yang terjadi saya berani menanggungnya. Saya bersedia mati masuk neraka jahanam. Demi Madrim mutiara hidupku, saya memohon ijin, meminjam Lembu Andini, tunggangan Paduka Pukulun.”

Bagi Pandu, tidak ada harta yang paling berharga kecuali kebahagiaan istrinya. Ia berani bersumpah siap mati demi terpenuhinya keinginan Madrim. Sumpah Pandu benar-benar terjadi. Kebahagiaanya tidak lama. Ia dan Madrim mati setelah melahirkan anak kembar, Pinten dan Tangsen.

Dalam bacaan hari ini, Yesus menggambarkan bahwa Kerajaan surga itu seumpama harta terpendam yang ditemukan orang. Ia menjual seluruh miliknya dan membeli ladang itu.

Kerajaan surga itu seumpama mutiara yang sangat berharga. Ia menjual semua miliknya untuk mendapatkan mutiara itu.

Bagi kita semua, apakah harta yang paling berharga dalam hidup ini? Masing-masing orang bisa berbeda-beda tergantung pilihan prioritasnya.

Ada yang menjawab keluarga sebagai harta paling berharga. Ada yang menjawab; anak, pasangan hidup, pekerjaan, prestasi, kesuksesan, hobby, kesehatan, kesenangan, dll. Kita berani mengorbankan segalanya demi mendapatkan hal yang paling berharga itu.

Apakah ada yang menemukan bahwa Allah adalah harta yang paling berharga? Dan kemudian berani meninggalkan segalanya demi mengasihi Allah?

Yesuslah orang yang menemukan Allah sebagai harta tak terperi, sehingga Dia berani mati dan lepas bebas meninggalkan segalanya demi melaksanakan kehendak-Nya.

Mari kita menemukan mutiara atau harta paling berharga dalam hidup kita. maka seluruh hidup kita ini akan menjadi sebuah perjuangan terus menerus untuk memperolehnya.

Harta yang paling berharga adalah keluarga.
Istana yang paling indah adalah keluarga.
Puisi yang paling bermakna adalah keluarga.
Mutiara tiada tara adalah keluarga.

Cawas, kurikulum daring….
Rm. A. Joko Purwanto, Pr