ADEGAN pertama dalam pewayangan adalah nyandra janturan. Ki dalang menjelaskan situasi kerajaan dan ciri-ciri raja bijaksana yang sedang memerintah rakyatnya.

Dalang berkata, “Narendra amiguna, ageganjar kawula sudra kang sugih pamrih, dene lelabuhane Sang Nata; paring kudhung wong kepanasan, paring payung wong kudanan, paring boga wong kaluwen, paring toya wong kasatan, maluyakake sesakit miwah karya sukaning para prihatin”.

(Pemimpin yang sangat berjasa, suka mengganjar rakyat biasa yang banyak jasanya. Jasa-jasa sang pemimpin adalah; memberi perlindungan bagi yang kepanasan, memberi payung yang kehujanan, memberi makan yang kelaparan, memberi minum yang kehausan, menyembuhkan yang sakit dan memberi kebahagiaan bagi mereka yang menderita).

Kerajaan yang diperintah dengan bijak seperti itu akan kuat. Kerajaan di sekitarnya akan tunduk bukan karena perang, tetapi karena “pepoyaning kautamen” (bersinarnya keutamaan pemimpin).

Rumah yang dibangun menjadi kuat karena didirikan di atas wadas keutamaan.

Yesus mengingatkan kita, “Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu, ‘Tuhan, Tuhan’ akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu di surga.”

Seruan kepada Tuhan atau doa itu penting, tetapi lebih penting lagi adalah pelaksanaannya. Santo Yakobus menegaskan, “iman tanpa perbuatan adalah mati.”

Perayaan iman tidak boleh berhenti hanya pada liturgi, doa dan pesta-pesta meriah. Tetapi iman harus terwujud dalam tindakan-tindakan nyata.

Misalnya mengentaskan orang miskin, menolong orang sakit, membela hak orang terpinggirkan, menghormati kaum difabilitas, membantu orang kecil, lemah dan tersingkir. Melakukan kehedak Bapa itulah perwujudan dari iman.

Bukan hanya pemimpin, tetapi setiap pribadi akan punya dasar yang kuat jika dibangun dengan nilai-nilai keutamaan yang luhur.

Tidak cukup hanya dengan kata-kata, tetapi tindakan nyata. Tindakanlah yang akan menentukan kualitas pribadi seseorang.

Kualitas orang dinilai baik kalau apa yang diucapkan itu diwujudkan dalam tindakan kongkret.

Tidak ada gunanya banyak kata yang membuncah keluar dari mulut yang manis, jika actionnya nol besar.

Orang bilang NATO (Not Action Talk Only). Sudahkah kita lebih banyak bertindak daripada mengumbar kata-kata?

Ke pasar beli manggis
Malah diajak berselfie ria
Hati-hati dengan mulut manis
Sering tidak sesuai dengan realita

Berkah Dalem,
Rm. A. Joko Purwanto Pr