MINGGU kemarin Paguyuban Minggu Panggilan Paroki Cawas dan Kebonarum berkunjung ke rumah saya dan merayakan ekaristi bersama.

Kelompok doa ini mendukung dan mendoakan para romo, bruder dan suster serta berdoa untuk tumbuhnya benih-benih panggilan.

Ada seorang ibu yang berbisik, “Sungguh membahagiakan dan membanggakan ya ibu punya dua anak menjadi imam.”

Ibu saya menjawab, “Ya ada rasa bahagia, tetapi yang sering menghantui itu rasa was-was, “ketar-ketir”, takut nanti terjadi apa-apa karena sekarang godaan makin banyak. Bisanya ya hanya berdoa dan berdoa, semoga diberi kelancaran dalam pelayanan dan tugasnya.”

”Ya bu, apalagi romo-romo sekarang itu ganteng-ganteng bu” celoteh seorang ibu. Dalam hati aku berkata, “Wajah kayak Bajuri gini kok ganteng, ibu itu sakit katarak kali.”

Kekawatiran seorang ibu itu sangat wajar ketika anak-anaknya mulai menanjak dan harus melewati jalan terjal.

Maria dan saudara-saudara Yesus mulai kawatir dengan hidup dan pengajaran Yesus.

mereka pasti memantau dan mendengar bagaimana orang-orang di sekitar bersikap terhadap Yesus.

Ada yang memujaNya tetapi ada pula yang membenciNya. Bahkan sudah mulai ada kelompok-kelompok bersekongkol ingin membunuhNya.

Hal ini pasti sangat mengkawatirkan Maria. Maka Maria datang ingin menemui Yesus. Barangkali Maria ingin mengungkapkan kekawatirannya.

Sebagai manusia dan ibu, pasti Maria peka terhadap situasi yang terjadi di luar. Bagaimana orang banyak mempergunjingkan Yesus.

Namun jawaban Yesus sungguh di luar dugaan. Yesus berkata, “Siapa ibuku? Siapa saudara-saudaraKu? Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudaraKu laki-laki, dialah saudaraKu perempuan, dialah ibuKu.”

Seolah-olah Yesus menafikan keberadaan Maria yang ingin berjumpa denganNya.

Yesus mengartikan hubungan persaudaraan dan kekeluargaan tidak sebatas hubungan darah. Tetapi lebih luas daripada itu, yakni siapapun yang melakukan kehendak Allah, dialah saudara Yesus.

Dalam tradisi Muslim ada ukhuwah/persaudaraan. Ada 3 ukhuwah yakni Islamiah (Persaudaraan sesama Muslim), Wathaniyah (Persaudaraan sesama anak bangsa) dan Basyariah (Persaudaraan sesama insan di bumi).

Yesus juga mengajarkan ukhuwah, siapapun yang melakukan kehendak Allah, dia adalah sesama saudara.

Asal orang itu melakukan kehendak Allah, siapapun mereka, walau beda agama, suku, bangsa, ras, budaya dan keyakinan, mereka adalah saudara-saudara kita.

Ayo kita belajar melihat kebaikan-kebaikan orang lain.

Di hari raya Imlek pakai baju baru
Rumah-rumah dihias dengan meriah
Siapakah saudara-saudariku?
Mereka yang melakukan kehendak Allah

Cawas, Selamat jalan pembimbing rohaniku yang rendah hati
Rm. A. Joko Purwanto Pr