Ukuran Seorang Tukang Jahit
SEORANG penjahit terkenal, Roshan Melwani sering diminta untuk membuatkan pakaian orang-orang top. Ia mengukur dengan teliti desain dan polanya. Apa yang dihasilkannya sangat disukai banyak orang. Pelanggannya bukan orang biasa, tetapi orang-orang hebat, mulai dari artis top sampai presiden.
Dia punya sebuah trik atau prinsip dalam menggeluti pekerjaannya. “Berikan apa yang konsumen inginkan.” Ukurannya bukan apa yang dia suka, tetapi apa yang dimaui konsumennya. Ia ingin memuaskan pelanggannya.
Ia membuat ukuran demi kepuasan pelanggan. Karena dia sangat menghargai konsumennya, maka hasil karyanya disukai banyak orang dan dihargai tinggi. Ia mengukur bukan berdasarkan penilaiannya sendiri, melainkan apa yang diingini kustomernya.
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya dalam pengajaran-Nya, “Camkanlah apa yang kamu dengar. Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan dikenakan pula padamu, malah akan ditambah lagi.”
Kalau kita menilai atau mengukur orang lain dari segi kedisiplinannya, ukuran disiplin itu juga akan diukurkan atau diterapkan pada kita, bahkan mereka bisa menuntut lebih. Begitu pula kalau kita menuntut orang lain jujur, maka nilai kejujuran itu akan dituntut dari kita juga.
Prinsip moralnya adalah apa yang kamu kehendaki orang lain perbuat bagimu, perbuatlah juga demikian untukmu. Jangan sampai kita hanya seperti “tong kosong berbunyi nyaring.” Banyak ngomong menuntut orang lain berbuat demikian, tetapi kita tak pernah melakukannya.
Seperti Roshan itu, kalau kita ingin dihargai, maka hargailah keinginan atau harapan pelangganmu. Ukuran apa yang kita cantolkan kepada seseorang, begitu pun ukuran itu akan dipakaikan kepada kita.
Taplak meja berbentuk segitiga.
Gambarnya aneka jenis bunga.
Kalau kita mengukur dan menilai sesama.
Nilai itu akan diterapkan pada kita.
Cawas, bunga mekar….
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr