NASEHAT PUASA dari Paus Fransiskus adalah Puasa mengeluarkan kata-kata yang menyerang dengan kata-kata yang manis dan lembut. Puasa kecewa atau tidak puas, dan penuhilah dirimu dengan rasa syukur.

Puasa marah, dan penuhilah dirimu dengan sikap taat dan sabar. Puasa pesimis, penuhilah dengan optimis. Puasa khawatir dan penuhilah dirimu dengan percaya pada Tuhan.

Puasa meratap/mengeluh dan nikmatilah hal-hal sederhana dalam kehidupan. Puasa stress dan penuhilah dirimu dengan doa. Puasa dari kesedihan dan kepahitan, penuhilah hatimu dengan sukacita.

Puasa egois dan gantilah dengan belarasa pada yang lain. Puasa dari sikap tidak bisa mengampuni dan balas dendam, gantilah dengan pendamaian dan pengampunan.

Puasa ngomong banyak dan penuhilah dirimu dengan keheningan dan siap sedia mendengarkan orang lain.

Hari ini dalam bacaan Injil, murid-murid Yohanes bertanya kepada Yesus tentang waktu puasa. “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa tetapi murid-muridMu tidak?”

Yesus menerangkan bahwa saat berpuasa itu adalah saat dimana tidak ada mempelai. Ketika mempelai diambil dari mereka maka saat itulah mereka berpuasa, prihatin.

Mempelai itu adalah Yesus sendiri. Ketika Yesus bersama dengan kita, kita bersukacita. Fokus utamanya adalah Yesus yang membawa keselamatan dan sukacita.

Kita perlu berpuasa ketika kita jauh dari Yesus. maka saat berpuasa itu tidak dibatasi oleh waktu. Kapan saja kita bisa berpuasa. Lebih-lebih ketika kita mengalami jauh dari Tuhan.

Hidup terasa kering dan hambar. Hidup dipenuhi dengan nafsu dan kepentingan diri pribadi. Hidup terasa “nggrangsang, ngoyo” dan egois.

Pada saat itulah kita membutuhkan waktu untuk berpuasa. Ketika kita merasa jauh dari Tuhan, disitulah kita perlu berpuasa.

Maka nasehat Paus Fransiskus di atas, bisa dilakukan kapan saja. Kita bisa berpuasa. Puasa itu bukan soal aturan atau kewajiban. Puasa itu soal niat kita untuk memperbaiki diri dan berbuat baik.

Waktu ini hanya sarana. Tujuan kita berpuasa adalah memperbaiki diri kita dalam relasi dengan Tuhan dan sesama.

Apa yang disampaikan Paus itu bisa kita buat tanpa harus menunggu waktu puasa. Kapan saja kita boleh berpuasa.justru di saat kita merasa jauh dari Tuhan, waktu itu kita butuh puasa.

Hari ini usiaku limapuluh lima
Seringkali lupa-lupa tanda bahwa sudah mulai tua
Mohon maaf saya mengirim dua puncta
Yang di awal tadi untuk renungan hari berikutnya

Cawas, hari ini penuh candatawa
Rm. A. Joko Purwanto Pr