“PASTOR, saya takut lewat kuburan” kata seorang pemuda yang berperawakan gagah. “Lho kenapa kok takut?” tanya saya. “Di sana angker, ada hantu” jawabnya. “Kamu pernah melihat atau ketemu hantu?” saya tanya lebih lanjut.

“Belum sih”. “Darimana kamu tahu kalau di sana ada hantunya?” saya coba menyelidik. “Dari cerita orang, Pastor”. “Kamu percaya cerita mereka lalu takut gak berani lewat malam-malam ya?”

Pemuda itu belum pernah melihat namun percaya akan cerita orang bahwa di kuburan itu ada hantunya, sehingga dia takut dan tidak berani pergi melewati kuburan itu. Keyakinannya bahwa di kuburan ada hantu membuat dia tidak berani kemana-mana. Ia menjadi lumpuh tak bergerak, tak mau buat apa-apa.

Sebaliknya, dalam bacaan Injil, Tomas tidak mau percaya kalau tidak melihat sendiri. Teman-temannya bercerita bahwa mereka sudah melihat Tuhan. “Kami telah melihat Tuhan”, kata murid-murid yang lain kepadanya. Tetapi Tomas menjawab,

“Sebelum aku melihat bekas paku pada tanganNya, dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu, dan mencucukkan tanganku ke dalam lambungnya, sekali-kali aku tidak akan percaya”.

Tuhan menjawab ketidakpercayaan Tomas dengan datang langsung menemuinya. Dengan melihat secara fisik, Tomas baru percaya.

Yesus menegaskan bahwa percaya itu bukan karena pengalaman inderawi – melihat, meraba, menyentuh saja – tetapi lebih-lebih pengalaman batin untuk menyerahkan secara total kendati belum mengalami. Maka Yesus berkata, “Berbahagialah yang tidak melihat namun percaya”.

Sayangnya pemuda yang gagah tapi tidak berani tadi, percaya pada hantu yang menakutkan. Seandainya dia percaya pada Yesus yang memberi hidup, pastilah dia akan mengalami kebahagiaan, bukan ketakutan. Contoh orang yang percaya adalah Abraham dan Maria. Abraham tetap menyerahkan diri kepada Tuhan kendati tidak jelas.

Maria tetap percaya 100% kepada Allah kendati dia harus mengikuti jalan salib Puteranya. Maria tidak pernah minta bukti, ia yakin Allah tidak pernah tidak setia.

Memang ada orang-orang seperti Tomas. Hanya Tuhan sendiri yang bisa menjawab ketidak-percayaannya. Tuhan Yesus datang dan berkata, “Taruhlah di sini dan lihatlah tanganKu… Jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah”.

Beli lipstik warnanya biru
Dipakai untuk hajatan pesta
Walau tidak pernah melihat hantu
Tapi kenapa kita mempercayainya?

Berkah Dalem,
Rm. A. Joko Purwanto Pr