“Janda Bolong”

SUATU pagi ada umat menawari saya, “Romo, mau mencoba pelihara janda bolong? Barangnya masih kecil romo. Romo mau satu atau dua?”
Jangan berpikir yang negatif dulu.

Setelah dicermati ternyata janda bolong itu sejenis tanaman. Orang Jawa menyebutnya, “Ron dho bolong” arti sebenarnya adalah daun-daun yang berlubang.

Karena pengucapannya disambung; randha bolong, orang salah menterjemahkannya. Randha diterjemahkan menjadi janda. Randha bolong jadi janda yang punya lubang. Hadeeew payah…

Diterjemahkan dari bahasa Inggris-Monstera adansonii, monstera Adanson, tanaman keju Swiss, atau tanaman lima lubang, adalah spesies tanaman berbunga dari keluarga Araceae yang tersebar luas di sebagian besar Amerika Selatan dan Amerika Tengah.

Tanaman ini sedang meroket harganya karena didesain oleh “penghobi” tanaman yang ingin meraup untung. Apalagi dengan nama yang seksis dan bombastis; Janda bolong.

Padahal gak ada hubungannya sama sekali dengan janda.

Orang memburu tanaman yang sedang ngetren. Padahal dia tidak sadar hanya jadi korban demi mengejar keuntungan.

Lama-lama tanaman itu teronggok dan tak terawat serta tidak ada harganya.

Inilah yang disebut distorsi atau penyimpangan suatu fakta. Memutarbalikkan suatu kata sehingga arti dan isinya menjadi berbeda.

Itu dibuat demi mencari keuntungan tak peduli tentang isi dan kebenarannya.

Yesus tidak mau bertindak seperti itu. Ia tidak menciptakan distorsi. Ia menyatakan kebenaran. Ia menyatakan firman Allah.

“Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia percaya bukan kepada-Ku, tetapi Dia yang telah mengutus Aku, dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia yang telah mengutus Aku.”

Apa yang disampaikan Yesus bukan omong kosong. Ia mewartakan kebenaran Allah sendiri.

“Bukan dari diri-Ku sendiri Aku berkata-kata, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku, untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan. Dan Aku tahu bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal.”

Para produsen tanaman itu menipu konsumen. Mereka menjual janda bolong, tetapi yang disodorkan hanyalah daun-daun berlubang.

Maka teliti dulu sebelum membeli. Cermati dulu isi pewartaannya, jangan mudah terkecoh. Nanti hanya menyesal di kemudian hari.

Kita percaya pada Yesus. apa yang Dia wartakan bukan menipu atau mengecoh. Dia menyampaikan kebenaran, yakni Allah sendiri. Apakah anda percaya?

Ribut-ribut dengan janda bolong.
Hanya daun berlubang melompong.
Jangan percaya pada berita bohong.
Hanya bikin kacau dan pikiran kosong.

Cawas, jangan bohong….
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr