PERISTIWA pergandaan lima roti dan dua ikan sering saya alami sebagai peristiwa berbagi dan bersyukur. Saya sering menjumpai umat yang dengan ikhlas hati dan suka cita mau berbagi.
Di beberapa tempat saya tak jarang menemukan umat yang ikut terlibat berkegiatan menggereja, mau memberi apa yang dipunyai, merasa bersyukur atas kasih Allah. Ketika itu dipersembahkan lewat gereja justru tidak berkurang, malah berkelimpahan.
Di Pugeran, Klepu dan Nanga Tayap sangat terasa sekali umat begitu murah hati sehingga peristiwa mukjijat pergandaan lima roti dan dua ikan itu mudah dialami. Yesus dalam peristiwa itu menggerakkan partisipasi orang-orang di sekitarnya. Yang awalnya para murid pesimis, dengan semangat syukur diubah menjadi optimis dan bahkan berkelimpahan.
Jika ada semangat mau berbagi dan bersyukur maka tak ada yang mustahil. Peran gembala adalah memberi optimisme, pengharapan dan membuka partisipasi dari siapapun -anak kecil pun diberi peluang – ikut terlibat.
“Sethithik ora ditampik, akeh sangsaya pekoleh” artinya sedikit akan menjadi bukit, banyak akan jadi berkat. Ini kata-kata jimat yang membuat semua orang terbuka untuk terlibat.
Sudahkah Anda terlibat berbagi dan bersyukur dalam menggereja?
Pernahkan anda mengalami peristiwa mukjijat lima roti dua ikan, ketika anda memberi justru anda memperoleh bahkan berkelimpahan?
Semoga anda mengalaminya karena saya sudah pernah.
Selamat merenungkan.
Obor Asian Games itu juga bagian dari berbagi kegembiraan. Salam obor Asian Games.
Berkah Dalem.
(Rm. A. Joko Purwanto Pr)