“Srikandi”

PUTERI Prabu Drupada dari Pancala ini dikenal “canthas, trengginas, panas, lincah, tomboi, tetapi juga cantik dan seksi. Bayangkan dia seperti Catherine Zeta Jones yang menjadi Elena, istri Alejandro alias Zorro.

Kecantikannya membuat semua pria mencuri-curi pandang kepadanya. Arjuna walau sudah punya Subadra, terpikat akan kemolekan Srikandi. Dua perempuan ini hidup di Kesatrian Madukara. Srikandi bukan tipe wanita domestik. Ia adalah perempuan yang aktif di lapangan. Ia pandai berperang terutama memanah.

Dalam perang Baratayuda, Srikandi maju menjadi panglima berhadapan dengan Resi Bisma yang sakti. Srikandi mampu mengalahkan Bisma dengan panahnya.

Subadra adalah tipe wanita lembut, tenang, halus, istri yang baik dan setia di rumah. Sangat jarang Subadra diidolakan. Perempuan modern, berprestasi, berkelas, sukses dan maju sering disebut sebagai Srikandi-Srikandi masa kini.

Hari ini kita merayakan pesta Santa Marta. Dikisahkan dalam Injil Lukas, Marta menjamu Yesus di rumahnya. Ia sibuk melayani semua keperluan Yesus dan rombongan. Segalanya disiapkan dengan sempurna.

Ia sibuk mengatur sana-sini agar Yesus dan murid-murid-Nya puas singgah di rumahnya. Sedangkan Maria, saudarinya tenang-tenang duduk dekat kaki Yesus mendengarkan Dia. Maria lebih suka mendengarkan sabda Yesus.

Keduanya sebetulnya memilih bagiannya dengan baik. Keduanya saling melengkapi. Tetapi menjadi kurang baik ketika muncul rasa iri hati dan “nggresula” atau mengeluh.

Jika Marta tidak “nggresula” dan melayani dengan tulus dan senang hati, mungkin Yesus juga akan memujinya. Tetapi Marta berkata, “Tuhan, tidakkah Tuhan peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.”

Dua hal yang dapat kita petik sebagai buah renungan hari ini. Pertama, jika kita sudah berani memilih, lakukan itu dengan tulus ikhlas. Jangan iri terhadap pilihan orang lain.

Kedua mendengarkan dekat kaki Tuhan itu juga sebuah nilai keutamaan. Mendengarkan dengan baik itu jarang dilakukan orang.

Kebanyakan orang sekarang banyak bicara dan melihat. Apa-apa dikomentari, bahkan dihujat. Lalu terjadilah percekcokan, pertengkaran, saling membenci. Diam mendengarkan itu lebih baik. Paling tidak kita tidak menimbulkan kegaduhan.

Srikandi wanita lincah canthas dan seksi.
Ia berjuang demi harga diri.
Janganlah kita senang iri hati.
Melihat orang lain berhasil di puncak prestasi.

Cawas, hitam diatas putih…
Rm. A. Joko Purwanto, Pr