SUATU sore yang cerah saya berada di Tigal. Saya mengunjungi suatu stasi di pedalaman. Stasi ini berada di kawasan hutan.

Sore itu saya melihat di langit ribuan kelelawar terbang melintasi langit yang cerah. Mereka seperti berarak-arak migrasi dari suatu tempat, untuk mencari makan di malam hari.

Saya mengagumi pola hidup binatang ini. Pola hidupnya serba terbalik. Mereka bekejra mencari makan di malam hari.

Berbeda dengan makhluk hidup lainnya yang mencari makan di siang hari. Kelelawar tidur di siang hari. Cara tidurnya juga terbalik, tidak seperti binatang lain.

Mereka menggatungkan diri dengan kaki di atas dan kepala di bawah. Semua serba terbalik. Tapi paniki atau kelelawar ini nyam nyam rasanya.

Dalam bacaan Injil hari ini, Lukas menjelaskan situasi terbalik antara sorga dan dunia. Yesus memberikan perumpamaan tentang orang kaya dan orang miskin.

Ketika mereka hidup di dunia, orang kaya menikmati kebahagiaan, orang miskin menderita sengsara. Ketika di alam baka, situasinya terbalik. orang miskin mengalami kebahagiaan dan orang kaya mengalami kesengsaraan.

Lasarus yang miskin hidup bahagia di pangkuan Abraham. Sedang orang kaya menderita sengsara dalam siksa neraka.

Pederitaa itu bukan karea tidak ada pemberitahua tetapi rag kaya itu tidak mau percaya kepada Mesias. Mereka ada Kitab Taurat Musa, tapi tidak diamalka.

Walaupu ada rag bagkit dari mati, tetapi kalau dasar ima mereka tidak percaya, ya tidak ada guaya.

Perwujudan iman itu harus sampai pada hal yang kongkret. Ketika ada orang miskin yang harus ditolong, ya harus berbagi untuk menolong.

Kalau iman tidak diwujudkan ya keselamatan tidak terjadi. Kesalahan si kaya adalah membiarkan si miskin hidup dalam penderitaannya.

Dia tidak tergerak untuk membantunya. Di alam sana pun orang miskin itu tak mampu membantunya.

Mumpung kita masih bisa membantu, marilah gunakan hidup kita untuk membantu sesama yang menderita. Mereka ada di sekitar kita.

Kelelawar keluar di waktu senja
Buah-buah yang segar adalah makanannya
Apalah artinya bergelimang harta
Jika tidak bisa selamat sampai di surga

Kerep, di suatu pagi yag cerah
Rm. A. Joko Purwanto Pr