SUDAH duapuluh abad sabda Yesus itu menggema di relung hati manusia, dari generasi ke generasi.
Dunia terus berubah, tetapi sabdaNya tetap untuk selamanya. sabdaNya tetap up to date menjawab segala zaman.
Langit dan bumi akan berlalu. Dari orde lama ke orde baru. Dari zaman serba manual menuju zaman digital. Dari zaman batu mengarah ke generasi milenial.
Tetapi sabda Tuhan tak pernah berubah. Ia tetap menunjukkan kasih setiaNya kepada manusia.
Hal itu dikatakan Yesus kepada murid-muridNya, “Sungguh angkatan ini takkan berlalu sebelum semuaya terjadi. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi sabdaKu takka berlalu.”
Kesetiaan Tuhan adalah abadi. JanjiNya kekal untuk selamanya. Tuhan tidak pernah mengingkari janjiNya. Ia terus membimbing umatNya.
Kendati kita harus jatuh bangun dalam memperjuangkan kesetiaan, tetapi Tuhan tetap sabar dan setia. sabdaNya sekali terucapkan berlaku selamanya.
Itulah sebabnya ketika Petrus ditantang untuk mengundurka diri, seperti yang dibuat oleh orang-orang, dengan lantang ia berkata,
“Tuhan kepada siapakah kami akan pergi? SabdaMu adalah sabda hidup dan kekal.” St. Paulus juga meyakini sabda Yesus itu dengan menegaskan, “Scio qui credidi” (Aku tahu kepada siapa aku percaya).
Kedua tokoh itu tidak meragukan akan sabda Yesus. sabdaNya memberikan kehidupan kekal dan sugguh dapat dipercaya. Makanya mereka berani mengorbankan hidup mereka demi mewartakan Yesus.
Karena adanya pribadi-pribadi yang terpikat pada Kristus itulah sabdaNya menggema sampai sekarang, menyebar ke segala penjuru bumi.
Apakah kita yang telah terpikat oleh Kristus dan sudah dibaptis dalam NamaNya juga berani mewartakan sabdaNya kepada orang-orang di sekitar kita? sehingga kendati bumi berlalu namun sabda Kristus kekal selamanya.
Kalau kita mau makan nangka
Pasti kita akan kena getahnya
Kalau kita sudah terpikat sabdaNya
Mewartakan kasihNya adalah panggilan kita
Cawas, selalu semangat dalam cita
Rm. A. Joko Purwanto Pr