KALAU kita mengendarai mobil atau sepeda motor, pasti ada kaca spion. Kaca spion itu berfungsi untuk melihat kondisi di belakang mobil atau motor kita.

Kalau kita mau belok ke kanan atau ke kiri, kita melihat kaca spion dulu apakah aman atau tidak. Kalau kita mau atret kita perlu juga mengamati kaca spion, bagaimana keadaan di belakang, aman atau tidak.

Kaca spion itu berguna untuk kondisi atau kesempatan tertentu saja. Tidak selamanya kita melihat kaca spion waktu berkendara.

Pandangan harus lurus ke depan agar selamat. Naik mobil atau motor tidak boleh “nolah-noleh” atau “menga-mengo” supaya konsentrasi ke depan. Kalau kita sering melihat kaca spion, bisa-bisa malah celaka.

Tuhan Yesus berkata, “Setiap orang yang siap membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”

Yesus mengarahkan tujuanNya ke Yerusalem. Yesus harus menggenapi nubuat para nabi bahwa Mesias harus mati di Yerusalem.

Menuju Yerusalem berarti memanggul salib. Tugas ini berat. Tidak sembarang orang bisa menjalaninya.

Maka Yesus perlu mengingatkan orang-orang yang berniat mengikutiNya. Yesus mengingatkan mereka yang “over confidence” yang berkata, “Aku akan mengikuti Engkau kemana pun Engkau pergi.”

Bahwa “serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepadaNya.”

Tidak ada kata “santai-santai” kalau mau ikut Yesus. Bahkan untuk istirahat meletakkan kepala saja sampai tidak ada tempat.

Bagi mereka yang mendaraskan aneka prasyarat, alasan atau tuntutan, “Izinkanlah aku menguburkan bapaku,” Yesus tidak mentolerir.

Berniat ikut Yesus berarti berani meninggalkan segalanya, bahkan segala urusan dan relasi keluarga. KataNya, “Biarkan orang mati menguburkan orang mati.”

Yesus juga menghendaki muridnya tidak terjebak dan terbelenggu masa lalu. Setiap orang mempunyai kegagalan dan kegelapan di masa lalu.

Tidak perlu kita menoleh ke belakang. Masa lalu biarlah berlalu. Tidak perlu selalu melihat kaca spion.

Fokus utama adalah masa depan, menuju Yerusalem. Yesus meminta para muridNya memusatkan perhatian ke depan.

Tujuan utama adalah melaksanakan kehandak Allah. Jika memaggul salib itu adalah kehendak Bapa, maka itulah fokus utamanya.

Beranikah kita fokus mengikuti Yesus?

Bakar dupa menuju alam gaib
Ternyata di sana hanya ada gembus
Berani memanggul salib
Itulah ciri khas murid Yesus

Berkah Dalem,
Rm. A. Joko Purwanto Pr