“Dadi wong Katolik iku ora gampang” kata mBah Bayan sambil minum teh panas di kapel Paulus. Setelah misa pagi kami masih ngobrol-ngobrol di gereja.
“Mengapa tidak mudah mBah? Saya bertanya. “Kita ini kecil, harus bisa menjadi contoh teladan di tengah masyarakat supaya diterima dan diakui. Untuk bisa jadi teladan harus mau berkorban, tidak memikirkan diri sendiri dan berani menghadapi kesulitan.”
Begitu ceritanya. Beliau sebenarnya sudah tua, ingin melepaskan tugas sebagai pelayan masyarakat. Tetapi rakyat masih menghendaki beliau menjadi tokoh panutan yang bisa menyatukan seluruh warga.
“Dalam melayani masyarakat, saya berdiri di atas semua warga. Saya tidak memamerkan identitas agama saya. Saya ini milik semua. Itulah penyangkalan diri saya.” Kata mBah Bayan sambil nyeruput teh panas.
Hari ini Yesus memberikan syarat bagi para pengikutNya. “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memikul salibnya, dan mengikuti Aku.”
Ada banyak peluang dan kesempatan untuk mengikuti Yesus. Tetapi memang tidak mudah menjadi muridNya. Ada banyak kesulitan dan tantangan.
Padahal zaman ini orang lebih suka mencari yang mudah, cepat, serba instan, sukses, berhasil, tak perlu susah-susah berjuang. Hal-hal yang berbau “sosial”, relawan, kerja bakti, dengan mudah dihindari.
Menyangkal diri mengandung arti mau mengorbankan diri, tidak mencari popularitas, melayani dengan dedikasi tanpa menuntut pamrih. Memanggul salib berarti mau menderita dan berjuang dengan sabar.
Mengikuti Yesus berarti mau hidup seperti Dia. Menjadi Alter Christus. Semua tingkah laku, tutur kata, pola pikir dan gerak langkah mengikuti Yesus sendiri. Yesus yang menjadi pola langkah kita.
Memang tidak mudah. Tetapi tidak ada yang mustahil. Ada banyak contoh-contoh di sekitar kita, orang-orang yang dengan tekun dan sabar memanggul salib dan mengikutiNya.
Kalau kita yakin, kita pasti bisa. Beranikah anda memanggul salib dan mengikutiNya?
Ke Kaliurang membeli jadah
Jangan lupa dengan tempe bacemnya
Mengikuti Yesus tidak mudah
Harus menyangkal diri dan memanggul salibNya
Berkah Dalem,
Rm. A. Joko Purwanto Pr