SEORANG guru bijaksana bertanya kepada cantrik-cantriknya, “Andaikata dua hari lagi akan kiamat, apa yang kalian lakukan?”

Murid-murid itu saling memberi jawaban. Ada yang ingin bertobat. Ada yang ingin berbuat baik. Ada yang ingin berpuasa.

Ada yang ingin menjual seluruh miliknya dan memberikannya kepada orang miskin. Ada yang ingin berdoa sepanjang malam.

Lalu mereka ganti bertanya kepada gurunya, “Apa yang akan guru lakukan untuk hari kiamat itu?”

Guru itu menjawab dengan tenang, “Saya akan bangun seperti biasa, lalu doa meditasi, menikmati sarapan pagi dengan sepotong roti dan teh panas, lalu melanjutkan kerja di kebun, semua berjalan seperti biasanya.”

Muridnya bertanya, “Kenapa tidak ada persiapan khusus?” Sang guru berkata, “Seluruh hidup ini adalah persiapan menuju ke surga.”

Yesus memberi gambaran bagaimana menyiapkan hari kedatangan Anak Manusia.

“Sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula kelak pada hari Anak Manusia. Pada zaman Nuh itu, orang-orang makan dan minum, kawin dan dikawinkan, sampai pada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.”

Semua orang menjalani hidupnya seperti biasa. Hanya Nuh tahu bagaimana menyiapkan diri. Ia taat kepada perintah Allah.

Hidupnya dipakai untuk menyiapkan hari penghakiman itu. Ia membuat bahtera. Bahtera itulah yang menyelamatkan Nuh dan keluarganya.

Apakah hidup kita sudah kita pakai untuk menyiapkan bahtera agar kita selamat? Tidak ada waktu untuk menyiapkan karena kita tidak tahu kapan akhir zama datang. Maka seluruh hidup kita harus menjadi saat persiapan.

“Ingatlah akan istri Lot” kata Yesus. Istri Lot telah menoleh ke belakang, maka ia berubah menjadi tiang garam.

Istri Lot tidak mau meninggalkan Sodom kota yang bejat itu. Ia tidak rela meninggalkan masa lalunya. Ia tidak berani melepaskan miliknya.

Harta miliknya tidak bisa menyelamatkanya. Hanya satu yang bisa menyelematkanya yakni percaya kepada Allah saja.

Seperti Nuh taat pada peritah Tuhan, harusnya istri Lot juga hanya percaya kepada sabda Tuhan, Menoleh ke belakang tidak ada gunanya.

Agar kita selamat, fokuslah ke depan dan ikuti perintah Tuhan. Jadikan seluruh hidupmu menjadi saat yang penuh untuk persiapan hari Tuhan.

Pergi ke pasar beramai-ramai membeli baju
Membeli kain bermeter-meter untuk bikin seragam safari
Hari Tuhan seperti pencuri datang tanpa memberi tahu
Siapkanlah dirimu agar tiada sesal di kemudian hari

Cawas, ada hujan sebentar
Rm. A. Joko Purwanto Pr