Misa Kok Online?
Wawancara KOMSOS KAS Bersama Mgr. Dr. Robertus Rubiyatmoko,
Uskup Keuskupan Agung Semarang
Wabah virus corona yang terjadi semenjak akhir tahun 2019 hingga saat ini, mengubah banyak ritme kehidupan masyarakat tak terkecuali tata cara peribadatan seluruh agama di dunia. Kecepatan penyebaran virus yang mengerikan, membuat semua orang harus mulai memperhatikan jarak pada saat berinteraksi dengan orang lain agar mata rantai penyebaran virus dapat dihentikan. Gereja, sebagai bagian dari masyarakat dunia yang sedang bersama-sama melawan penyebaran virus corona ini, harus membuat kebijakan yang sangat memberatkan hati seluruh umat katolik di dunia yaitu dengan meniadakan misa di gereja dan menggantikannya dengan misa yang diadakan secara streaming melalui jaringan internet.
Pada 23 Maret 2020 Keuskupan Agung Semarang secara resmi melarang segala bentuk kegiatan yang berhubungan dengan liturgi maupun non-liturgi di lingkungan gereja, demi keselamatan segenap umat di Keuskupan Agung Semarang. Keputusan tersebut tentunya membuat banyak hati seluruh umat merasa sedih, karena keputusan tersebut membuat harapan merayakan semarak Paskah tahun ini di gereja masing-masing, menjadi kandas.
Setelah hampir satu setengah bulan berlalu semenjak keputusan tersebut, umat pun mulai merasakan betapa rindunya melaksanakan ekaristi secara langsung dan menerima tubuh dan darah Kristus. Tetapi, dalam wawancara yang dilakukan oleh KOMSOS KAS dengan Bapa Uskup, beliau meminta agar umat tetap bersabar dan terus berdoa agar wabah ini cepat berlalu sehingga umat dapat kembali ke gereja mengikuti ekaristi secara langsung.
Misa online yang dilakukan oleh umat saat ini, diselenggarakan demi mengobati kerinduan umat untuk bertemu dengan Tuhan lewat sakramen ekaristi dan lewat sabda yang kita dengarkan, meskipun sakramen ekaristi saat ini hanya diberikan secara spiritual. Meskipun secara online dan bisa dilakukan dimana saja, tidak berarti umat dapat mengikuti misa online dengan tidak serius. Justru karena ekaristi tersebut dapat diikuti bersama-sama lewat tempat masing-masing, umat diminta untuk secara serius, aktif dari awal sampai akhir mengikuti perayaan ekaristi.
Dalam wanwancara tersebut, Bapa Uskup juga menyampaikan bahwa begitu banyak umat yang memberikan sharing pengalaman iman mereka dalam mengikuti perayaan ekaristi online. “Saya sungguh terenyuh karena begitu banyak pengalaman iman yang meneguhkan dan bahkan saya juga ikut diteguhkan,”. Begitulah yang dikatakan oleh Bapa Uskup dalam salah satu khotbah yang dikatakan beliau dengan sedikit emosional. Dalam sharing umat yang dibaca oleh Bapa Uskup, umat juga menyampaikan bahwa dengan misa online ini, mereka dapat lebih merasakan kehadiran Tuhan di dalam kebersamaan keluarga, dan dengan kondisi yang seperti ini pula, umat akhirnya merasakan bahwa ekaristi yang diterima secara langsung merupakan suatu hal yang sangat berharga dan bernilai.
Terakhir, Bapa Uskup mengajak segenap umat untuk selalu menjaga kesehatan dan saling memperhatikan sesama yang sedang kesulitan ditengah wabah virus corona ini (Tripleway/Gia).