YESUS berkata, Aku datang bukannya untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.

Saya baru ketemu teman lama yang berpuluh-puluh tahun tidak bersua. Dia bercerita tentang hidupnya yang berubah setelah ikut KEP.

“Dulu saya aktif ke gereja ya sebatas kewajiban saja, namun setelah saya ikut KEP, saya merasa disapa Tuhan untuk ikut terlibat lebih jauh melayani umatNya” demikian sharingnya.

Saya happy karena boleh mewujudkan iman katolik saya dengan pelayanan di gereja. Teman saya itu merasa dipanggil oleh Tuhan ikut terlibat dalam bersaksi.

Yesus memanggil Matius, “Ikutlah Aku”. Matius meninggalkan meja kerjanya sebagai pemungut cukai yang banyak duitnya, langsung mengikuti Yesus.

Apakah kita berani seperti Matius mengikutiNya menjadi saksi Kristus? Atau kita berlaku seperti orang Farisi yang nyinyir menilai negatif karena Yesus makan bersama, bergaul dekat dengan pemungut cukai dan orang berdosa?

Kalau ada orang aktif menggereja, kita ngegosipin mau deketin pastornya, cari perhatian atau sok suci. Daripada nyinyir seperti Sengkuni kehilangan blangkon, ayo terjun langsung ikut melayani umat.

“Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, melainkan orang sakit”. Nyinyir itu adalah penyakit. Kalau kita suka nyinyir itu berarti kita sakit. Kita membutuhkan Yesus.

Dia bukan hanya menyembuhkan sakit fisik tetapi juga mental kita. Harus ada revolusi mental juga.

Nunggu perempat final piala dunia ya? Okey deh selamat merenungkan, eh selamat menunggu deh. Berkah Dalem.

(Rm. A. Joko Purwanto Pr)