MASIH ingat apa yang diajarkan Romo Tom Jacobs dalam menjelaskan teologi Yohanes? Atas-bawah. Tinggi-rendah. Naik-turun. Dunia-Surga. Hidup-mati.
Yesus datang dari atas. Manusia berasal dari bawah. Anak Manusia harus ditinggikan. Allah yang mahatinggi turun dari surga.
Manusia yang berada di bawah berusaha naik mencapai kemuliaan Allah. Kita datang dari dunia. Yesus bukan dari dunia ini.
Manusia dunia akan mati. Manusia yang percaya kepada Yesus akan hidup. Yesus turun ke dunia dan kita “dicangking” Yesus naik ke surga.
Kita ini selamat karena “dicangking” atau “nunut” Yesus saja. Ibaratnya naik kereta api, kita ini ikut Yesus yang jadi masinisnya.
Yesus setia melaksanakan kehendak Bapa. Ia mengenal akrab BapaNya. Karena kita tidak mengenal Bapa, kita tidak percaya kepada Yesus. Ia berusaha menjelaskan siapa itu Bapa.
Tetapi karena kita berasal dari dunia dengan segala dosanya, maka kita tak mampu memahami apa yang dikatakan Yesus.
Kata Yesus, “Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diriKu sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepadaKu. Dan Ia yang telah mengutus Aku, menyertai Aku! Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepadaNya”.
Ketidakmampuan kita memahami tindakan Yesus membuat krisis yang berujung pada penyaliban. Salib adalah tindakan meninggikan Anak Manusia. Salib adalah jalan keselamatan.
Kita harus bangga pada salib Tuhan kita. Dengan salib, kita ikut “dicangking” Yesus kembali naik ke atas. Kita “nunut” ikut selamat karena ada salib Yesus.
Udan deres ora bisa udut
Neng dalan akeh angin lesus
Kita selamat karena boleh nunut
Dibawa kembali ke Bapa oleh Yesus
Berkah Dalem,
Rm. A. Joko Purwanto Pr