SANTA TERESA dari Calcuta pernah mengatakan : “Kalau kita tidak bisa mengasihi manusia yang kelihatan, bagaimana kita bisa mengasihi Allah yang tidak kelihatan ?”

Waktu orang-orang berkata kepada Yesus, “lihatlah ibuMu dan saudara-saudaraMu ada di luar dan berusaha menemui Engkau”.

Yesus menjawab, “Siapakah ibuKu? Siapakah saudara-saudaraKu ? Lalu Yesus melanjutkan, “Siapapun yang melakukan kehendak BapaKu di surga, dialah saudaraKu, dialah saudariKu, dialah ibuKu”.

Yesus memperluas hubungan kekerabatan, bukan hanya berdasarkan hubungan darah, tetapi lebih luas daripada itu, yakni yang melakukan kehendak Bapa di surga.

Waktu kami bersilaturahmi ke rumah Pak Misbahul Munir, beliau cerita bahwa saling silaturahmi itu mempererat ukhuwah/persaudaraan.

Dalam Islam ada tiga ukhuwah: ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah basariah.

Ukhuwah Islamiyah adalah persaudaraan sesama muslim. Ukhuwah wathaniyah adalah persaudaraan sesama warga bangsa. Ukhuwah basariah adalah persaudaraan sesama umat manusia di bumi ini.

Kalau kita menolong orang tanpa melihat apa agamamu, sukumu, etnismu atau rasmu, itu berarti orang sudah mencapai kerohanian yang tinggi.

Yesus menegaskan hal itu apapun yang kita lakukan kepada saudara-saudari kita tanpa memandang siapa dia, kita adalah satu saudara dalam Yesus.

Dalam Yesus kita bersaudara, itu lagunya. Saya jadi ingat pengalaman waktu di Ketapang. Waktu itu saya naik motor dari Ketapang ke Nanga Tayap lewat jalur Pelang.

Di tengah jalan dekat PT. Limpa, saya jatuh dan tangki motor pecah, bensin merembes tumpah.

Ada seorang bapak lewat naik motor menawarkan diri mendorong motor saya dengan satu kaki berpijak di pijakan kaki belakang.

Sambil jalan kami ngobrol. Saya memperkenalkan diri dan beliau menyebut nama dan mengaku sebagai Gusdurian, warga NU pengikut Gus Dur.

Saya ayem tenang menemukan saudara di perantauan. Itulah yang disebut ukhuwah basariyah. Nilai kemanusiaan yang membuat kita harus tolong menolong tanpa bertanya apa agamamu darimana asalmu.

Marilah saling menolong karena dengan itu kita menjadi saudara-saudara Yesus.

Selamat bagi saudara-saudara di Bali yang menyambut obor Asian Games, torang basudara bro.

Selamat merenungkan.

 

Berkah Dalem.

(Rm. A. Joko Purwanto Pr)