“ITU kan kebijakan romo yang lama, romo baru punya kebijakan sendiri” keluhan seorang umat yang kaget ketika romo pengganti menghapus kegiatan-kegiatan yang sudah berjalan rutin. Bahkan ada paroki ditinggal dengan buku kas nol. ada juga yang punya hutang.  Aneh ya?

Kalau romo yang baru tidak suka anjing, maka anjing-anjing peninggalan romo lama dibuang semua. Kalau jadwal-jadwal yang sudah teratur mengganggu hobbynya, maka misa dibuat sesuai dengan waktu luangnya. Yang penting hobby jangan diganggu.

Ini pastoral berdasarkan hobby, bukan berdasarkan data. Sering juga kita mendengar keluan, “ganti pejabat ganti kebijakan”. Para guru sekolah sering mengalami hal itu. Ganti menteri ganti kebijakan.

Kecenderungannya, aturan yang baru akan menghapus aturan lama yang sudah berlangsung. Maka muncullah kekacauan dan kebingungan.

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus menegaskan bahwa kedatanganNya tidak untuk meniadakan hukum  atau aturan yang ada. “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan Hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya”.

Yesus menunjukkan kreativitas sekaligus kontinuitas pelayanan. Apa yang lama dilanjutkan sekaligus disempurnakan, tidak dihilangkan. Hukum kasih yang dibawa Yesus bukan menghilangkan hukum Taurat tetapi menyempurnakannya. Apa yang kurang dalam Taurat digenapi dengan hukum Kasih itu.

Bahwa Yesus sering mengecam dan berbeda pandangan dengan ahli-ahli Taurat dan kaum Farisi karena penafsiran yang berbeda terhadap hukum. Hukum Taurat itu baik, tetapi perilaku mereka yang tidak sesuai dengan Taurat itulah yang dikritik Yesus. Yesus ingin mengembalikan roh hukum Taurat yakni kasih.

Kasih itu mengatasi kewajiban-kewajiban melakukan aturan hukum. Yesus datang membawa kasih dan damai sejahtera.

Ke Zelandia Baru membeli burung kiwi

Ke Papua menikmati Cendrawasih

Janganlah kita mementingkan diri sendiri

Lebih baik melayani dengan kasih

 

Berkah Dalem,

Rm. A. Joko Purwanto Pr