Puncta 27.11.19 Lukas 21:12-1 / Bertahan Akan Hidup

 

BEBERAPA waktu yang lalu Ahok atau Basuki Tjahaya Purnama diangkat menjadi komisaris utama Pertamina.

Ada banyak orang meradang dan memprotes keputusan ini. Tetapi tidak sedikit yang berharap Ahok bisa berbuat banyak untuk memperbaiki kinerja BUMN ini seperti dulu ia berbuat banyak ketika menjadi Guberur DKI.

Orang pasti langsung teringat bagaimana dia dimasukkan ke dalam penjara dengan demo berjilid-jilid. Deny Siregar membuat kesimpulan di statusnya, “Tuhan membalas dengan anggunnya.”

Dalam bacaan Injil hari ini Yesus menasehatkan kepada murid-muridNya untuk bertahan dalam segala perkara. “kalau kalian bertahan kalian akan memperoleh hidupmu.”

Menyandang sebagai murid Yesus itu tidak mudah. Sejak awal Yesus sudah mewanti-wanti bahwa para murid akan menghadapi kesulitan, tantangan, penderitaan, aniaya, penolakan, ancaman, bahkan pembunuhan.

Para murid akan dibawa ke pengadilan, dimasukkan ke penjara, dihadapkan kepada para raja dan penguasa.

Tetapi Yesus tidak membiarkan kita sendirian. Dia berkata, “Sebab itu tetap teguhlah di dalam hatimu, jangan kalian memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Aku sendirilah yang akan memberi kalian kata-kata hikmat, sehingga kalian tak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu.”

Pesan Yesus jelas, tidak perlu takut kalau kita berada di pihak yang benar. Maju terus dan berjuang dengan gagah. Orang benar tak bisa dikalahkan dengan pedang sekalipun.

Yesus meminta kita untuk bertahan dan menyatukan diri dengan perjuanganNya. Yesus berjuang untuk menegakkan kerajaan kebenaran dan cinta kasih.

Siapa saja yang mau menjadi muridNYa harus siap seperti prajurit yang bertahan dalam segala tantangan. Janji Yesus itu nyata, Siapa yang bertahan akan memperoleh hidup.

Apakah anda siap berada di belakang Yesus untuk menjadi prajuritNYa?

Ke kebun binatang membawa pisang dan rambutan
Dijarah oleh kera-kera yang bergelantungan
Murid Yesus harus teguh berjuang demi kebenaran
Berani bertahan dalam segala perkara kehidupan

Cawas, anggrek merah tiada duanya
Rm. A. Joko Purwanto Pr

Puncta 26.11.19 Lukas 21:5-11 / Setia Dalam Segala Perkara

 

KALAU kita berziarah ke Roma, kita akan terpesona dengan keindahan basilika-basilika yang ada di sana. Kita sangat kagum dengan seni arsitektur yang sangat indah, lukisan dan panorama yang mengagumkan.

Semua orang berdecak kagum melihat bangunan-bangunan indah dan megah di kota Roma. Semua dihiasi dengan ornamen-ornamen yang bernilai seni tinggi, sangat luar biasa.

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus mengingatkan orang-orang yang mengagumi Bait Allah. “Akan tiba harinya segala yang kalian lihat di situ diruntuhkan, dan tidak akan ada satu batu pun dibiarkan terletak di atas batu yang lain.”

Segala sesuatu yang ada di dunia ini tidak abadi. Apa yang indah dan megah seperti Bait suci pun akan hancur musnah.

Tidak ada yang sempurna. Semua akan hilang pada akhir zaman, saat kedatangan Anak Manusia. Namun sebelum semuanya itu terjadi, akan ada berbagai kesulitan dan penderitaan.

Para pengikut Kristus diingatkan untuk tetap bertahan dan berani menghadapi berbagai penderitaan. Karena justru pada saat itulah, orang akan diuji kesetiaan dan kesabarannya dalam beriman kepada Dia.

Para murid akan menghadapi masa-masa sulit. Akan ada banyak usaha penyesatan. Akan muncul kesulitan dan bencana. Alam akan menunjukkan murkanya.

Akan ada hal-hal yang mengejutkan kehidupan kita. sesuatu yang belum pernah kita jumpai sebelumnya. Tetapi Yesus mengingatkan agar kita tetap setia. Siapa bertahan, dia akan memperoleh kehidupan.

Kita tidak boleh silau akan hal-hal yang ada di dunia ini. Semua itu hanya sementara saja. Kita harus menyiapkan hidup yang abadi. Kristus sudah menjanjikan hal itu.

Jangan cemas, jangan kawatir, di rumah Bapa ada banyak tempat tinggal. Syaratnya adalah setia dan bertahan dalam segala perkara. Sudahkah kita menyiapkan diri untuk itu?

Pergi ke kota membeli peniti
Untuk menjahit baju yang robek tiga inci
Banyak perkara yang tak dapat kumengerti
Dalam Yesus keselamatan terjamin pasti

Cawas, duduk termangu menunggu
Rm. A. Joko Purwanto Pr

Puncta 25.11.19 Lukas 21:1-4 / Janda Miskin

 

DUNIA sekarang ini memiliki perbedaan sangat kontras antara orang kaya dan orang miskin. Orang kaya menghamburkan sisa makanan lebih besar dari kebutuhan orang miskin.

Oleh karena itu Paus Fransiskus menghimbau kepada semua orang untuk tidak membuang makanan. Dengan membuang makanan itu berarti kita merampas milik orang miskin.

Banyak makanan dibuang sementara orang miskin tidak dapat menikmati hak mereka untuk makan.

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus mengambil contoh kedermawanan orang miskin melalui seorang janda.

Janda miskin itu memberikan seluruh dari penghasilannya kepada Tuhan. Yesus memuji pemberian janda miskin itu karena ia memberikan dari segala kekurangannya. Sedangkan banyak orang lain memberikan dari kelimpahan mereka.

“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak daripada semua orang. Sebab mereka semua memberikan persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberikan dari kekurangannya, bahkan ia memberikan seluruh nafkahnya.”

Bukankah kita sering memberi kepada Tuhan justru sisa-sisa dari apa yang kita miliki? Kalau kita sudah berkelimpahan, kita baru memikirkan Tuhan atau orang lain.

Seringkali kita juga berpikir, “Saya aja masih kurang, kenapa harus memberi kepada orang lain?”

Dengan mengambil contoh janda miskin itu, Yesus ingin mengajarkan kepada kita untuk berani memberikan apa yang kita miliki kepada Tuhan tanpa memikirkan kebutuhan kita sendiri. Bukankah Allah telah memberikan semuanya untuk kita?

Dengan lepas bebas terhadap segala harta milik, kita diajar untuk berani mengandalkan Allah Sang Maha Pemberi.

Kita tidak dikuasai oleh harta benda akan milik kita, tetapi kitalah yang berkuasa mengendalikan harta milik itu. Semuanya adalah milik Allah. Maka kita kembalikan kepadaNya.

Janda miskin itu memberi contoh tentang keiklasan dan keleluasaan untuk tidak terikat pada materi duniawi.

Apakah kita berani melepaskan milik kita bahkan ketika kita mengalami kekurangan untuk diberikan kepada Allah? Disitulah nilai tertinggi dari pemberian kita.

Semarang hawanya sangat panas
Tiada angin bertiup dari utara
Orang yang berani hidup dengan ikhlas
Dia akan bahagia lahir dan batinnya

Bongsari, menikmati panas yang menyengat
Rm. A. Joko Purwanto Pr

Puncta 24.11.19 HR Kristus Raja Semesta Alam Lukas 23: 35-43 / Raja Damai

 

HARI ini seluruh gereja merayakan Hari Raya Tuhan kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam. Gelar ini untuk menyimpulkan karya penyelamatan Tuhan kepada seluruh ciptaanNya.

Sekaligus kita menutup seluruh tahun liturgi gereja. Kita akan memulai tahun liturgi baru pada Minggu Advent pertama nanti.

Kristus menjadi raja bagi kita semua. Sifat kerajaanNya bukan seperti yang dihayati oleh dunia. Ia tidak mempunyai singgasana.

Ia tidak mempunyai mahkota. Ia tidak memakai tongkat kerajaan. Ia tidak mempunyai bala tentara. Namun salib adalah singgasanaNya.

Duri adalah mahkotanya. Para muridNya yang setia adalah tentaraNya. Tongkat kekuasaanNya adalah kasih dan itu menjadi hukum utama yang diajarkanNya.

Dalam bacaan Injil hari ini, kematian Yesus di salib menjadi bukti kemuliaanNya. Dunia menolakNya, tetapi bagi yang mengimaniNya, Ia menjanjikan Firdaus.

Pemimpin bangsa Israel mengejekNya. Para prajurit mengolokkanNya. Tulisan di atas kepalaNya lebih bertujuan untuk mencemooh bukan suatu penghormatan.

Bahkan penjahat yang disalib bersamaNya juga menghujat, “Bukankah Engkau Kristus? Selamatkanlah DiriMu sendiri dan kami.”

Hanya ada satu orang penjahat lain, yang mengakuiNya sebagai raja. Ia yakin dan percaya bahwa Yesus tidak bersalah apa-apa. Ia orang benar.

Bahkan Yesus berani menanggung dosa kita dengan mati di kau salib. Keyakinan itulah yang membuatnya memohon, “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai raja!”

Kerajaan Yesus adalah kerajaan pengampunan dan kasih. Maka Yesus berkata, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan bersama-sama Aku di dalam Firdaus.”

Bagi orang yang percaya, Yesus tidak pernah menunda rahmatNya. Hari ini juga engkau akan bersama Aku di Firdaus.

Itulah raja pembawa damai bukan hanya di dunia tetapi sampai kepada hidup yang kekal. Marilah kita datang menyembah Sang Raja Semesta Alam.

Rumah kaca tanpa marmer dan pualam
Sangat indah dihiasi ukir-ukiran
Kristus Raja Semesta Alam
kepadaNya kemuliaan sampai akhir zaman

Bongsari, mencari dana untuk Cawas
Rm. A. Joko Purwanto Pr

Puncta 23.11.19 Lukas 20:27-40 / Kebangkitan Yesus Dasar Iman Kita

 

DI LINGKUNGAN Yahudi ada beberapa kelompok keagamaan. Antara lain; kaum Eseni, kaum Farisi dan kaum Saduki.

Kaum Eseni adalah kelompok orang-orang saleh yang melakukan cara hidup rohani yang sangat keras di padang gurun.

Kaum Farisi adalah kelompok yang mendasarkan hidup keagamaan berdasar pada Hukum Taurat dan tradisi nenek moyang dengan penafsiran yang sangat ketat.

Sedangkan kaum Saduki mendasarkan sikap hidup lebih bebas dan sekuler. Mereka percaya pada Hukum Taurat tetapi tidak begitu menghormati tradisi nenek moyang.

Mereka sering berseberangan dengan kaum Farisi. Kaum Saduki tidak percaya kepada kebangkitan. Maka mereka mengajukan soal itu kepada Yesus.

Yesus menjawab mereka, “Orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi orang yang dianggap layak mendapat bagian dalam dunia yang lain dan dalam kebangkitan dari antara orang mati tidak kawin dan dikawinkan. Sebab mereka tidak dapat mati lagi. Mereka sama dengan malaikat-malaikat dan menjadi anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan.”

Kita memikirkan kehidupan sesudah kematian itu dalam kerangka duniawi. Orang dunia terikat pada hukum-hukum dunia dan dibatasi oleh hal-hal duniawi.

Tetapi yang sudah menghadap Allah, mereka hidup seperti malaikat-malaikat, tidak terikat pada hukum dan tata dunia.

Mereka hidup di hadapan Allah. Mereka sudah menjadi anak-anak Allah. Yesus menegaskan bahwa

“Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, karena di hadapan Dia semua orang hidup.”

Santo Paulus pernah berkata bahwa kalau Yesus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah iman kita. Yesus yang bangkit akan menarik kita semua menghadap kepada Allah.

Kita akan hidup di hadapan Allah. Kebangkitan Yesus adalah harapan kita akan hidup kekal bagi orang beriman. Kita percaya akan adanya kebangkitan, karena Yesus telah bangkit.

Pandangan orang Saduki itu ditentang oleh Yesus karena Dia adalah Anak Allah yang bangkit dari alam kematian.

Dalam kalimat terakhir Credo, kita mengungkapkan iman kita tentang kebangkitan badan dan kehidupan kekal. Yesus yang telah bangkit adalah dasar dari iman itu. Y

yang bangkit terus hidup selamanya. Ia tidak akan mati lagi. Ia hidup kekal bersama Bapa. Kita semua akan mengalaminya nanti pada saat bersatu dengan Allah. Persiapkanlah hidupmu bersama dengan Yesus.

Naik gunung Merapi tidak membawa bekal
Di tengah jalan perut sakit dan melilit-lilit
Kita akan mengalami kehidupan kekal
Kalau kita percaya kepada Yesus yang bangkit

Cawas, menanti mendung menjadi hujan
Rm. A. Joko Purwanto Pr